Ada banyak jenis-jenis instrumen investasi yang ada
di pasar. Untuk memilih investasi yang paling cocok bagi Anda, Anda
harus mengenal karakter masing-masing instrumen itu. Secara umum, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
perusahaan atau pemerintah. Ketika membeli obligasi, Anda meminjamkan
uang kepada penerbit obligasi.
Imbalannya, penerbit akan memberikan bunga atas uang Anda tadi, dan
pada akhirnya mengembalikan semua uang yang Anda pinjamkan. Faktor bunga
yang dibayarkan secara tetap (tiap 3 bulan-6 bulan) itulah yang membuat
obligasi masuk grup investasi berpendapatan tetap. Daya tarik obligasi adalah ia relatif aman. Bahkan, jika membeli
obligasi terbitan pemerintah - di Indonesia disebut Surat Utang Negara
(SUN) atau Obligasi Negara Ritel (ORI) - investasi Anda dijamin oleh
pemerintah. Dus, investasi Anda nyaris bebas risiko (risk-free).
Tapi, keamanan itu ada biayanya. Karena risikonya rendah, potensi
keuntungan obligasi juga tidak terlalu tinggi. Umumnya, tingkat
keuntungan obligasi lebih rendah dibandingkan instrumen lainnya.
Ketika Anda membeli saham suatu perusahaan, Anda ikut menjadi pemilik
perusahaan itu. Karenanya, Anda juga memilik hak suara dalam rapat
pemegang saham. Selain itu, Anda juga berhak menerima keuntungan yang
dialokasikan perusahaan untuk pemegang saham. Inilah yang disebut
sebagai dividen.
Jika obligasi memberikan arus pendapatan yang rutin, keuntungan saham
sangat fluktuatif. Perlu dicatat, jika membeli saham, Anda tidak
memperoleh jaminan apa pun. Bahkan, kadang kala saham pun tidak
membagikan dividen. Dalam kasus ini, Anda hanya bisa berharap memperoleh
keuntungan (capital gain) dari kenaikan harga saham yang Anda beli. Tapi, kenaikan harga saham ini juga tidak selalu terjadi.
Yang menarik, saham memberikan keuntungan yang relatif lebih tinggi
dibanding dengan obligasi. Tapi, tentu saja ada risikonya: seluruh
investasi Anda bisa hilang.
Pastinya, Anda harus mengetahui lebih dulu tentang instrumen
investasi obligasi dan saham. Intinya, obligasi memberikan arus
pendapatan yang rutin dan tetap berupa bunga. Selain itu, instrumen
obligasi juga relatif aman, apalagi jika penerbit obligasi itu adalah
pemerintah. Cuma, keuntungan obligasi relatif rendah dibandingkan
instrumen investasi lainnya.
Selain obligasi dan saham, investor juga bisa membiakkan duitnya di
reksadana. Instrumen investasi ini menawarkan banyak kelebihan. Selain
modal awal yang dibutuhkan tak terlalu besar, investor juga tak perlu
meluangkan banyak waktu untuk memelototi investasi. Sudah begitu, Anda
juga tak harus berpengalaman. Jika reksadana mengecewakan, Anda juga
bisa menjajal instrumen-instrumen investasi alternatif.
Sementara, ketika membeli saham, Anda menjadi salah pemilik
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Keuntungan saham bisa berupa
pembagian keuntungan atau dividen dan kenaikan harga saham tersebut.
Jika dibandingkan dengan obligasi, keuntungan saham ini relatif lebih
tinggi. Tapi, risikonya, keuntungan saham ini bisa berfluktuasi tiap
hari. Selain itu, modal investasi awal Anda juga bisa tergerus habis.
Reksadana adalah kumpulan saham, obligasi, atau instrumen-instrumen
lainnya. Ketika Anda membeli reksadana, Anda mengumpulkan uang Anda
bersama-sama dengan investor-investor lainnya. Lantas, sebagai sebuah
kelompok Anda dan investor lainnya membayar manajer investasi untuk
mengelola kumpulan dana itu. Berdasarkan fokus investasinya, reksadana
itu ada banyak jenisnya. Ada reksadana saham, obligasi, campuran, pasar
uang, terproteksi, dan reksadana indeks.
Kelebihan reksadana adalah bahwa Anda bisa menginvestasikan uang Anda
tanpa harus meluangkan waktu atau berpengalaman terlebih dahulu. Secara
teoritis, keuntungan investasi Anda pasti akan lebih tinggi jika Anda
menyerahkannya kepada profesional ketimbang jika Anda
menginvestasikannya sendiri.
Instrumen alternatif
Selain tiga instrument utama itu, ada juga instrumen-instrumen
alternatif, seperti opsi, kontrak berjangka, valuta asing (valas), emas,
properti, dan masih banyak lagi. Tapi, jika Anda sedang mulai untuk
berinvestasi, tak perlu terlalu pusing memikirkan investasi-investasi
alternatif itu. Sebab, meskipun memberikan keuntungan tinggi,
investasi-investasi itu biasanya memiliki risiko yang sangat tinggi.
Hanya properti dan emas yang risikonya relatif rendah. Selain itu,
sebelum nyemplung ke instrumen-instrumen itu, Anda juga harus memiliki
ilmu yang memadai terlebih dahulu. Jadi, jangan coba-coba cari masalah
kalau belum siap. (Sumber : Kontan.co.id)
0 Response to " Jenis-Jenis Investasi"
Post a Comment