Mas Aidil Akbar Madjid, berapa besar dana yang harus disiapkan bagi
calon pensiunan? Itu pertanyaan yang terakhir masuk ke saya.
Nah lho? Kira-kira seperti apa bentuk investasinya? Mari coba kita lihat skenarionya. Untuk Anda (calon nasabah atau saya sebut saja nasabah ya) yang memiliki profil berusia sekitar 50 tahunan, atau menjelang masa pensiun, biasanya posisi dan penghasilannya sudah mapan, rata-rata di atas Rp 20 juta per bulan, bahkan bisa jadi sampai Rp 50 juta.
Dengan karir yang sudah tinggi atau penghasilan yang juga tinggi, maka Nasabah dalam skenario ini biasanya sudah memiliki gaya hidup atas. Dan, jika si nasabah tidak waspada, kebiasaan itu bisa membahayakan kondisi keuangannya sendiri.
Tergantung dari pengalaman mereka berinvestasi. Nasabah seperti ini biasanya kebanyakan hanya menyimpan maksimal 20% dari penghasilan di tabungan. Dan, porsi terbesar penghasilan nasabah macam ini seharusnya ditaruh di instrumen investasi, karena tabungan tidak berkembang dan tidak memberikan hasil investasi (bunga) yang maksimal.
Apabila pengalaman investasinya belum banyak, karena faktor usia dan mendekati pensiun, maka kebanyakan nasabah lebih cocok dengan produk investasi yang memiliki karakter risiko rendah seperti investasi reksa dana pasar uang atau obligasi.
Hanya nasabah yang agresif dan berani mengambil risiko, serta punya jangka waktu investasi panjang, yang cocok dengan reksa dana saham. Jadi kalau sekarang usia Anda sudah mau 50 tahun dan baru tersadar untuk mempersiapkan Dana Pensiun, bisa dikatakan sudah hampir terlambat untuk mulai merencanakan Dana Pensiun.
Kebanyakan training yang diberikan kepada calon pensiun sekarang lebih kepada bagaimana memulai bisnis, mengapa? Karena pada akhirnya mereka menyadari bahwa mereka terlambat berinvestasi sehingga dana yang terkumpul sangat kurang.
Nah, melihat banyaknya kebutuhan sekarang dan di masa yang akan datang (meskipun sudah pensiun), maka memang sebaiknya mulailah berinvestasi. Setelah Anda selesai mempertimbangkan keranjang penyimpanan duit yang paling pas, kini ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, misalnya, nasabah perlu mencermati segala ongkos atau uang administrasi yang dipungut oleh bank. Atau juga biaya-biaya yang berhubungan dengan investasi.
Jangan segan dan malas untuk melakukan perbandingan antara ongkos dan manfaat dari beberapa bank untuk melihat bank mana yang paling cocok buat Anda. Jangan lupa juga untuk memperhatikan faktor keamanan serta kemudahan menarik dana, jangan sampai lagi butuh-butuhnya malah tidak bisa ditarik.
Nah lho? Kira-kira seperti apa bentuk investasinya? Mari coba kita lihat skenarionya. Untuk Anda (calon nasabah atau saya sebut saja nasabah ya) yang memiliki profil berusia sekitar 50 tahunan, atau menjelang masa pensiun, biasanya posisi dan penghasilannya sudah mapan, rata-rata di atas Rp 20 juta per bulan, bahkan bisa jadi sampai Rp 50 juta.
Dengan karir yang sudah tinggi atau penghasilan yang juga tinggi, maka Nasabah dalam skenario ini biasanya sudah memiliki gaya hidup atas. Dan, jika si nasabah tidak waspada, kebiasaan itu bisa membahayakan kondisi keuangannya sendiri.
Tergantung dari pengalaman mereka berinvestasi. Nasabah seperti ini biasanya kebanyakan hanya menyimpan maksimal 20% dari penghasilan di tabungan. Dan, porsi terbesar penghasilan nasabah macam ini seharusnya ditaruh di instrumen investasi, karena tabungan tidak berkembang dan tidak memberikan hasil investasi (bunga) yang maksimal.
Apabila pengalaman investasinya belum banyak, karena faktor usia dan mendekati pensiun, maka kebanyakan nasabah lebih cocok dengan produk investasi yang memiliki karakter risiko rendah seperti investasi reksa dana pasar uang atau obligasi.
Hanya nasabah yang agresif dan berani mengambil risiko, serta punya jangka waktu investasi panjang, yang cocok dengan reksa dana saham. Jadi kalau sekarang usia Anda sudah mau 50 tahun dan baru tersadar untuk mempersiapkan Dana Pensiun, bisa dikatakan sudah hampir terlambat untuk mulai merencanakan Dana Pensiun.
Kebanyakan training yang diberikan kepada calon pensiun sekarang lebih kepada bagaimana memulai bisnis, mengapa? Karena pada akhirnya mereka menyadari bahwa mereka terlambat berinvestasi sehingga dana yang terkumpul sangat kurang.
Nah, melihat banyaknya kebutuhan sekarang dan di masa yang akan datang (meskipun sudah pensiun), maka memang sebaiknya mulailah berinvestasi. Setelah Anda selesai mempertimbangkan keranjang penyimpanan duit yang paling pas, kini ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, misalnya, nasabah perlu mencermati segala ongkos atau uang administrasi yang dipungut oleh bank. Atau juga biaya-biaya yang berhubungan dengan investasi.
Jangan segan dan malas untuk melakukan perbandingan antara ongkos dan manfaat dari beberapa bank untuk melihat bank mana yang paling cocok buat Anda. Jangan lupa juga untuk memperhatikan faktor keamanan serta kemudahan menarik dana, jangan sampai lagi butuh-butuhnya malah tidak bisa ditarik.
(ang/ang)
0 Response to "Investasi Harus Agresif Selagi Muda (4)"
Post a Comment