[Selasa, 24 April 2012] Lo Kheng Hong adalah salah seorang miliarder di pasar saham Indonesia
yang mengeduk gain hingga 150.000%. Dia adalah 100% investor saham
fundamental karena lihat manajemennya dan/atau pertumbuhan
perusahaannya. Sekalipun seorang miliarder, pria berusia 52 tahun yang
telah bermain saham sejak usianya 30 tahun ini tidak punya karakter dan
penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin
tinggi.
Lo Kheng Hong adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan beliau sukses sebagai investor fundamental di pasar saham. Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Ia mengoleksi sejumlah saham yang mampu mencetak keuntungan investasi (capital gain) hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen.
Yang pasti, beliau tak hanya lihai memilah-milih saham-saham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish. Tapi beliau bukan tipe investor saham teknikal yang sepanjang hari memelototi pergerakan harga saham atau setiap saat mencermati perkembangan isu, rumor, dan berita di lantai bursa, dengan kewaspadaan ekstra tinggi. Ia juga tidak melengkapi diri dengan handphone canggih, laptop terkini, notebook, iPad, atau perangkat paling mutakhir sejenisnya. Beliau ini lebih memosisikan diri sebagai investor fundamental jangka panjang ketimbang investor teknikal jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai ‘Warren Buffett Indonesia’.
Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran telah menjadikan beliau sebagai pemain saham sejati. Berkat itu pula ia sempat jatuh hingga uangnya tinggal 15% dan bangkit hingga berhasil lolos dari krisis moneter 1997- 1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan hingga 150.000%.
Yang unik, aset kekayaan beliau hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah 30 emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan Bahkan, mantan kepala cabang Bank Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.
Kriteria pemilihan Saham ala Lo Kheng Hong :
1. Lihat Manajemennya. Apakah Menerapkan Good Corporate Governance (GCG) Atau Tidak ? Dia mencari jawabannya Dari Kompetitornya, Karena biasanya Kompetitornya tahu. Dia mencari Tahu Agar Tidak Beli Kucing Dalam Karung, Karena Ini Menyangkut Harta. Jangan Membeli Sesuatu Yang Tidak Kita Tahu.
2. Lihat Manajemen, Apakah Pengelolanya Jujur Atau Tidak ? Jangan Sampai Pengelolanya Suka Ambil Uang Perusahaan, Sehingga investor Sebagai Sleeping Partner Dirugikan.
3. Lihat Kinerjanya Lima Tahun Ke Belakang. Lihat Masa Lalunya. Apakah Emiten Bersangkutan Mengalami Pertumbuhan Atau Tidak ? Menurutnya, Ada Empat Tipe Perusahaan. Pertama, Perusahaan Yang Rugi Terus, Ada Yang Kadang Untung, Dan Kadang Merugi. Kemudian, Perusahaan Yang Untung Besar Terus, Tapi Stagnan. Ada Juga Perusahaan Yang Growing Secara Berkala, Misalnya Dari Rp 2 Triliun, Rp 5 Triliun, Dan Seterusnya. Inilah Perusahaan Yang Baik Dan Yang Dia Cari. Menurutnya, Kalau perusahaan Sudah Lima Tahun Berturut-Turut Growing, Tandanya Itu Super Company.
4. Kemudian Lihat Sektor Usahanya. Apakah sektor usahanya menarik Atau Tidak ? Menurutnya, Ada Sektor usaha Yang Kurang Menarik, Misalnya Sepatu, Tekstil, Dan Garmen. Tetapi Ada Juga Yang Menarik, Seperti Kelapa Sawit Dan Pakan Ayam. Orang Banyak Makan Ayam Karena Ayam Merupakan Sumber Protein Termurah Dan Dampak Negatifnya Terhadap Kesehatan Lebih Rendah Dibanding Yang Lain.
5. Kemudian Lihat Harganya berdasarkan Price To Earning Ratio (PER)-Nya. Apakah harganya undervalue atau tidak ? Maksudnya, Saham Yang Harganya Rp 70.000 Bisa Lebih Murah Dibanding Saham Yang Harganya Rp 250. Menurutnya, Harga Yang Reasonable Untuk Dibeli Yaitu Yang PER-Nya Di Bawah Lima Kali, Itu Sangat Menarik Dan Potensial. Tapi Biasanya Perusahaan Yang Sudah Baik Dan Manajemennya Bagus, PER-Nya Sudah Di Atas 10 Kali.
6. Lihat Kemampuan Emitennya Dalam Membukukan Keuntungan. Seberapa hebat kemampuan emiten mencetak laba bersihnya ? Return on Asset (ROA) adalah rumus yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa hebat kemampuan suatu emiten mencetak laba bersih berbekal nilai aset yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kemampuan emiten yang handal mencetak keuntungan. Belum begitu juga sebaliknya. Belum tentu emiten bermodal besar mampu mencetak laba yang besar. Namun tidak jarang emiten beraset minim tetapi mampu membukukan pertumbuhan laba yang signifikan. Karena perbandingannya menggunakan aset perusahaan, maka utang yang diperoleh juga menjadi salah satu unsur perhitungan. Jadi, dengan total sumber daya perusahaan baik modal sendiri maupun utang, berapa pendapatanyang mampu dihasilkan oleh emiten tersebut.
Saham Rujukan Dari Proses Seleksi Lo Kheng Hong :
Bagi investor fundamental pemula yang ingin investasi saham namun bingung memilih saham yang bagus, mungkin bisa mencontek dari portofolio beliau.
Inilah saham –saham yang masuk kriteria pemilihan dari beliau :
1. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) , beliau memiliki kepemilikan saham 8,29% di perusahaan tersebut.
2. ?
3. ?
4. ?
5. ?
Lo Kheng Hong adalah salah seorang miliarder di pasar saham Indonesia yang mengeduk gain hingga 150.000%. Dia adalah 100% investor fundamental karena lihat manajemennya dan/atau pertumbuhan perusahaannya. Sekalipun seorang miliarder, pria berusia 52 tahun yang telah bermain saham sejak usianya 30 tahun ini tidak punya karakter dan penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin tinggi.
Lo Kheng Hong adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan Kheng Hong sukses sebagai investor fundamental di pasar saham.
Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Ia mengoleksi sejumlah saham yang mampu mencetak keuntungan investasi (capital gain) hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen.
Yang pasti, Kheng Hong tak hanya lihai memilah-milih saham-saham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish. Tapi Kheng Hong bukan tipe investor teknikal yang sepanjang hari memelototi pergerakan harga saham atau setiap saat mencermati perkembangan isu, rumor, dan berita di lantai bursa, dengan kewaspadaan ekstra tinggi. Ia juga tidak melengkapi diri dengan handphone canggih, laptop terkini, notebook, iPad, atau perangkat paling mutakhir sejenisnya.
Kheng Hong memang lebih memosisikan diri sebagai investor fundamental jangka panjang ketimbang investor teknikal jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai ‘Warren Buffett Indonesia’.
Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran telah menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemain saham sejati. Berkat itu pula ia sempat jatuh hingga uangnya tinggal 15% dan bangkit hingga berhasil lolos dari krisis moneter 1997- 1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan hingga 150.000%.
Yang unik, aset kekayaan Lo Kheng Hong hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan Bahkan, mantan kepala cabang Bank Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.
Kriteria pemilihan Saham ala Lo Kheng Hong :
1. Lihat Manajemennya. Apakah Menerapkan Good Corporate Governance (GCG) Atau Tidak. Dia mencari jawabannya Dari Kompetitornya, Karena biasanya Kompetitornya tahu. Dia mencari Tahu Agar Tidak Beli Kucing Dalam Karung, Karena Ini Menyangkut Harta. Jangan Membeli Sesuatu Yang Tidak Kita Tahu.
2. Lihat Manajemen, Apakah Pengelolanya Jujur Atau Tidak. Jangan Sampai Pengelolanya Suka Ambil Uang Perusahaan, Sehingga investor Sebagai Sleeping Partner Dirugikan.
3. Lihat Kinerjanya Lima Tahun Ke Belakang. Lihat Masa Lalunya. Apakah Emiten Bersangkutan Mengalami Pertumbuhan Atau Tidak. Menurutnya, Ada Empat Tipe Perusahaan. Pertama, Perusahaan Yang Rugi Terus, Ada Yang Kadang Untung, Dan Kadang Merugi. Kemudian, Perusahaan Yang Untung Besar Terus, Tapi Stagnan. Ada Juga Perusahaan Yang Growing Secara Berkala, Misalnya Dari Rp 2 Triliun, Rp 5 Triliun, Dan Seterusnya. Inilah Perusahaan Yang Baik Dan Yang Dia Cari. Menurutnya, Kalau perusahaan Sudah Lima Tahun Berturut-Turut Growing, Tandanya Itu Super Company.
4. Kemudian Lihat Sektor Usahanya, Bagus Atau Tidak. Menurutnya, Ada Sektor usaha Yang Kurang Menarik, Misalnya Sepatu, Tekstil, Dan Garmen. Tetapi Ada Juga Yang Menarik, Seperti Kelapa Sawit Dan Pakan Ayam. Orang Banyak Makan Ayam Karena Ayam Merupakan Sumber Protein Termurah Dan Dampak Negatifnya Terhadap Kesehatan Lebih Rendah Dibanding Yang Lain.
5. Kemudian Lihat Harganya Dari Price To Earning Ratio (PER)-Nya. Jangan Bilang Saham A Karena Harganya Rp 250 Dibilang Murah, Dan Saham B Yang Harganya Rp 70.000 Dibilang Mahal. Maksudnya, Saham Yang Harganya Rp 70.000 Bisa Lebih Murah Dibanding Saham Yang Harganya Rp 250. Menurutnya, Harga Yang Reasonable Untuk Dibeli Yaitu Yang PER-Nya Di Bawah Lima Kali, Itu Sangat Menarik Dan Potensial. Tapi Biasanya Perusahaan Yang Sudah Baik Dan Manajemennya Bagus, PER-Nya Sudah Di Atas 10 Kali.
6. Lihat Kemampuan Emitennya Dalam Membukukan Keuntungan menggunakan Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) adalah rumus yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa hebat kemampuan suatu emiten mencetak laba bersih berbekal nilai aset yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kemampuan emiten yang handal mencetak keuntungan. Belum begitu juga sebaliknya. Belum tentu emiten bermodal besar mampu mencetak laba yang besar, kata Pardomuan. Namun tidak jarang emiten beraset minim tetapi mampu membukukan pertumbuhan laba yang signifikan. Karena perbandingannya menggunakan aset perusahaan, maka utang yang diperoleh juga menjadi salah satu unsur perhitungan. Jadi, dengan total sumber daya perusahaan baik modal sendiri maupun utang, berapa pendapatanyang mampu dihasilkan oleh emiten tersebut.
Saham Rujukan Dari Proses Seleksi Lo Kheng Hong :
Bagi investor fundamental pemula yang ingin investasi saham namun bingung memilih saham mana yang bagus, mungkin bisa mencontek dari portofolio beliau. Tapi tentunya harus dihitung ulang berbagai rasionya, apakah masih layak untuk dibeli atau tidak. Keep be you self.
Inilah saham –saham yang masuk kriteria pemilihan dari beliau :
1. PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) , beliau memiliki kepemilikan saham 8,29% di perusahaan tersebut.
2. PT United Tractor (UNTR) Tbk.
3. ?
4. ?
5. ?
0 Response to "Saham Apa Yang Dimiliki Lo Kheng Hong ?"
Post a Comment