header niko 728 x 90

Investasi Harus Agresif Selagi Muda (1)

Sebagai Perencana Keuangan alias Financial Planner/Financial Advisor yang mengajar S1 materi Perencana Keuangan, Keuangan dan Pasar Modal di Sampoerna Business School dan pengajar S2 di Universitas Binus sering sekali dan senang sekali kalau melihat mahasiswa/wi saya excited tentang produk keuangan dan investasi. Rasanya seperti DeJavu ketika saya mulai investasi ketika masih kuliah di Amerika hampir 20 tahun lalu.

Pertanyaan yang sering timbul tidak hanya di kampus tapi juga di akun twitter saya @AidilAKBAR maupun di blog saya www.AidilAkbar.com adalah, “sir, apa investasi yang cocok untuk anak muda atau anak masih kuliah seperti saya?”

Bangga juga melihat anak sekolah dan kuliahan jaman sekarang ternyata tidak semua konsumtif, bahkan banyak yang perduli dan ingin untuk mulai belajar investasi. Sayangnya peluang ini tidak dilihat oleh produk keuangan, terutama Manajer Investasi dan Reksa Dana, akibatnya banyak dari pelajar dan mahasiswa/wi tersebut tidak tahu harus cari informasi yang tepat ke mana.

Sebenarnya Perencana Keuangan dalam memberikan rekomendasi investasi lebih melihat kapan dan berapa lama investasi tersebut dilakukan, akan tetapi memang rumusnya adalah semakin muda usia Anda maka, seharusnya, semakin agresif investasi Anda.

Lho? Kenapa bisa begitu? Logika berpikirnya adalah kalau usia Anda masih muda, misalnya 20 atau 25-an dan berinvestasi dengan agresif untuk jangka panjang, misalnya ke bursa saham, ketika harga sahamnya jatuh (kalau misalnya pas lagi jatuh), Anda masih punya waktu yang cukup panjang untuk recover dana Anda. Demikian juga apabila investasi Anda merugi, Anda punya waktu yang cukup untuk mengembalikan dana Anda.

Yang harus dilakukan sebelum kita memulai berinvestasi adalah untuk melakukan yang disebut dengan cek kesehatan keuangan atau Financial Check Up (dipopulerkan oleh AFC Financial, dulu namanya Akbar’s Financial Check Up).

Menjawab pertanyaan di atas, jadi sebaiknya seperti apa sih komposisi portfolio investasi Anda? Harap diingat bahwa setiap orang akan punya komposisi yang berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing.

Skenario Pertama
Kalau Anda masih sekolah dan kuliah usia 16 tahun sampai 25 tahunan, sebaiknya Anda belajar menyimpan uang dengan punya tabungan dulu di rekening Bank. Kalau sebulan pengeluaran Anda dari uang jajan berkisar di angka Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta, maka dana yang harus Anda miliki di tabungan berkisar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 4,5 juta saja. Uang ini cukup untuk berjaga-jaga kalau suatu hari Anda butuh dana talangan.

Setelah ada dana talangan, baru kemudian belajar berinvestasi. Produk investasi yang paling sederhana yang bisa dilakukan adalah membeli emas Logam Mulia 24 karat. Mengapa? Karena ada fisik emas yang dipegang.

Sayangnya emas Logam Mulia 24 karat ini harga per gramnya cukup tinggi, sekitar Rp 500 ribuan per gram, maka kalau dana yang bisa disisihkan dari uang jajan dan bulanan di bawah itu berarti harus menunggu beberapa bulan sebelum bisa membelinya.

Alternatif bisa membeli perhiasan. Hanya saja perhiasan Anda akan membayar biaya pembuatannya yang akibatnya biasa per gram biasanya hampir sama dengan membeli Logam Mulia.

Berikutnya adalah mengetahui tujuan keuangan Anda. Untuk Anda yang masih sekolah, kuliah atau first time jobber, maka tujuan keuangan biasanya berkisar antara punya mobil sendiri, punya property (apartemen) sendiri, persiapan biaya pernikahan.

Lakukan cek profil risiko untuk mengetahui seberapa berani Anda mengambil risiko investasi. Kalau profil risiko agresif boleh mencoba sedikit-sedikit berinvestasi di pasar modal seperti reksa dana, baik reksa dana campuran maupun reksa dana saham.

Ingat yang namanya investasi mengandung risiko, yang terpenting adalah Anda mengetahui risikonya, mempunyai profil risiko yang agresif dan berinvestasi untuk tujuan keuangan jangka panjang minimum di atas 5 tahun.

Itu untuk Anda yang berumur di 20 tahunan, lalu bagaimana dengan Anda yang sudah usia 30, 40 atau 50? Tunggu di tulisan berikutnya.


Disclaimer:
Tulisan ini hanya berupa contoh saja dan tidak merupakan rekomendasi atau ajakan untuk berinvestasi untuk semua orang. Setiap orang mempunyai profil risiko yang berbeda-beda, lakukan investasi sesuai dengan profil risiko, tujuan, dan jangka waktu keuangan Anda. Berinvestasi di pasar modal maupun produk investasi lainnya mempunyai risiko, baik risiko penurunan dana investasi maupun kehilangan dana investasi Anda. Hasil investasi yang lampau tidak tetap dan bukan merupakan jaminan untuk mencapai investasi di masa yang akan datang. Calon investor diharapkan mempelajari produk keuangan dan investasi dengan seksama sebelum melakukan investasi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Investasi Harus Agresif Selagi Muda (1)"

Post a Comment