Banyak investor yang menginvestasikan dananya
sekaligus dalam suatu instrumen investasi, pada waktu yang bersamaan.
Jika harga instrumen ini kemudian naik, investor memang akan untung
besar. Tapi, risikonya juga besar. Jika harga instrumen itu ternyata
jatuh di bawah harga beli investor, ia pasti akan langsung merugi. Untuk
mengurangi risiko ini, investor bisa menerapkan dollar cost averaging (DCA).
Salah satu pekerjaan yang paling sulit ketika berinvestasi di saham adalah menebak titik terendah (bottom) dan titik tertinggi (top)
indeks atau harga suatu saham. Ya, berusaha menebak arah pasar dengan
persis adalah sangat sulit. Idealnya, investor memang mesti membeli
saham di harga paling murah dan menjualnya di harga paling tinggi. Tapi,
dalam kenyataannya, hal ini hampir mustahil dilakukan.
Karena itulah, kemudian muncul strategi yang disebut dollar cost averaging
(DCA). Sekilas, menilik namanya, strategi ini memang terdengar rumit.
Padahal, sebenarnya DCA adalah strategi yang sangat sederhana. Tapi,
strategi ini sangat berguna untuk investor, baik investor saham,
obligasi, maupun reksadana.
DCA merupakan proses membeli produk investasi dengan modal yang tetap
secara berkala dan terus-menerus, tanpa memperhatikan harga produk
investasi itu. Untuk kasus di pasar saham, karena menggunakan dana yang
jumlahnya tetap, artinya investor akan memperoleh saham yang lebih
banyak saat harganya turun dan lebih sedikit saat harganya naik.
Ujungnya, jika dihitung, rata-rata harga pembelian saham itu akan
relatif murah.
Ambil contoh, Anda memperoleh warisan deposito Rp 100 juta. Anda bisa
saja menginvestasikan dana ini sekaligus di waktu yang bersamaan dalam
satu produk reksadana atau saham. Tapi, risikonya tinggi. Sebab, jika
harga produk investasi itu turun, Anda sudah pasti rugi.
Lain halnya jika Anda secara bertahap menginvestasikan Rp 10 juta
setiap bulan dalam jangka waktu 10 bulan. Jika harga produk investasi
turun, Anda belum tentu akan langsung merugi. Sebab, bisa jadi rata-rata
harga pembelian Anda masih lebih rendah dibandingkan harga saat itu. (Sumber: Kontan.co.id)
0 Response to " Dollar Cost Averaging (DCA)"
Post a Comment