[Senin, 01 Oktober 2012] Warren Buffett adalah contoh terbaik bahwa investasi saham bisa
membuat kita menjadi lebih kaya. Buffett tidak sendirian. Banyak
pemegang saham pasif Berkshire Hathaway, terutama yang membeli saham
tersebut di tahun 1960-an, ikut kecipratan rezeki menjadi miliarder. Dalam kurun waktu 44 tahun terakhir, perusahaan yang dikelola Buffett
ini memberikan imbal hasil rata-rata 20,3% per tahun. Perlu
digarisbawahi bahwa Buffett bukan seorang trader saham, dia adalah
investor saham.
Saya selalu mengajarkan prinsip dan strategi investasi ala Buffett
kepada mahasiswa saya di kelas investasi. Supaya lebih bisa meresapi,
saya memutarkan “World’s Greatest Money Maker”, video dokumenter tentang
Buffett produksi BBC yang bisa juga dilihat di YouTube. Bisa Anda cari
dengan kata kunci Buffett dan BBC.
Di video tersebut diceritakan kehidupan Buffett secara lengkap.
Tidak hanya kantornya yang amat sederhana, tetapi makanan kesukaannya,
rumahnya, riwayat hidupnya, percintaannya hingga filosofi investasinya.
Yang menarik adalah kesempatan mendengar langsung tips Buffett. Diutarakan ada delapan rahasia dari Buffett untuk kita agar menjadi lebih kaya lewat investasi saham.
Pertama, “Invest, don’t speculate.” Investasi diibaratkan seperti
menanam benih, menunggu hingga tumbuh, berkembang dan berbuah. Bagi
Buffett, membeli saham dengan harapan besok lusa atau minggu depan harga
saham akan naik adalah spekulasi. Dalam jangka waktu begitu pendek,
sulit sekali meramal apa yang akan terjadi dengan harga saham. Jika
ingin berinvestasi, kata Buffett, siaplah untuk menanam dana kita dalam
waktu yang panjang pada saham yang bagus.
Buffett juga memberi tip bagaimana memanfaatkan “Mr Market”. Ini
adalah istilah dari Benyamin Graham, guru Buffett, merujuk pada pelaku
di bursa saham. Buffett merujuk pada Bab 8 buku Graham yang legendaris,
“The Intelligent Investor.” Buffett bilang, Mr Market harus melayani
investor, bukan mendikte investor. Mr Market terkadang tidak rasional
sehingga memberikan peluang bagi investor untuk membeli saham dengan
harga super diskon.
Kedua, “You don’t have to diversify.” Prinsip ini sering
disalahartikan bahwa Buffett anti diversifikasi. Yang dimaksud Buffett
adalah belilah saham karena memang kita mengerti fundamental perusahaan
tersebut, bukan sekadar membeli banyak saham. Pada kenyataannya, Buffett
memiliki hampir 25 saham. Buffett bilang, jika memegang terlalu banyak
saham, misalnya 50 saham, maka sulit untuk mengikuti perkembangan
fundamental masing-masing saham.
Ketiga, “Don’t just buy shares, be a business owner.” Investor sering
lupa bahwa di balik saham ada sebuah bisnis yang butuh waktu untuk
bertumbuh. Sebagian besar saham yang ada di portofolio Buffett adalah
saham perusahaan barang konsumsi dan makanan, bank atau jasa keuangan,
serta bisnis ritel. Pilihan sahamnya konsisten dengan prinsip investasi
jangka panjang.
Keempat, “Don’t get into debt.” Buffett tidak suka berutang, apalagi
untuk berinvestasi saham. Bahkan dia tidak tertarik untuk membeli saham
perusahaan yang utangnya lebih banyak daripada ekuitas.
Prinsip menggunakan ekuitas untuk berinvestasi saham ini konsisten
dengan prinsip berinvestasi secara jangka panjang. Harga saham sangat
fluktuatif sehingga penggunaan ekuitas memberikan kemampuan bagi
investor untuk tidak menjual sahamnya pada saat harga jatuh.
Kelima, “Allocate capital efficiently.” Buffett sigap dalam
mengalokasikan keuntungan dari satu bisnis ke bisnis baru yang dianggap
prospektif. Berkshire Hathaway adalah perusahaan asuransi yang menerima
premi di depan dan membayar kemudian hari. Ini memberikan dana besar
bagi Buffett untuk berinvestasi di berbagai bisnis.
Keenam, “Think independently.” Buffett tinggal di Omaha, sekitar
1.800 kilometer dari Wall Street. Dia menyatakan bahwa semakin jauh dari
hiruk pikuk bursa saham semakin baik. Ini membuat investor jangka
panjang kurang dipengaruhi oleh kehebohan jangka pendek.
Buffett terkenal tidak peduli apa kata dunia. Tidak hanya dalam
berinvestasi, tetapi dalam memilih makanan dan masalah percintaan. Salah
satu kisah sukses Buffett adalah saat membeli sejumlah besar saham Coca
Cola. Meskipun mayoritas analis saham dan pelaku pasar menganggap bahwa
harga saham Coca Cola kemahalan, dia malah berpikir sebaliknya.
Ketujuh, “Always be ready to break your own rule.” Buffett membuat
peraturan dalam berinvestasi dan disiplin dalam menerapkannya. Namun,
Buffett tidak akan ragu untuk melanggar peraturan tersebut bilamana
diperlukan, misalnya, jika kondisi berubah.
Terakhir dan yang paling sulit kita tiru, “Give it away.” Buffett
menyumbangkan uang senilai US$ 31 miliar atau Rp 300 triliun kepada Bill
Gate’s Foundation. Prinsip terakhir menunjukkan bahwa bagi Buffett uang
bukan segalanya. Ini juga tecermin dari gaya hidupnya yang amat
sederhana. Mungkin Buffett terinspirasi pepatah Jawa yang dipelesetkan
oleh Butet Kertarajasa: “Urip mung mampir ngguyu…” Oleh : Lukas Setia Atmaja (Sumber : Kontan.co.id)
0 Response to "Delapan prinsip investasi Buffett"
Post a Comment