Investor memiliki banyak pilihan strategi di pasar
saham. Salah satunya, investor bisa membeli saham dan mengempitnya dalam
jangka panjang. Adalah teori random walk yang mengajarkan strategi ini.
Menurut teori ini, investor akan lebih untung jika ia berinvestasi di
saham tertentu untuk jangka panjang. Dengan begitu, investor terhindar
dari risiko fluktuasi harga jangka pendek yang tak terduga.
TEORI random walk atau disebut juga random walk hypothesis muncul
tahun 1973. Saat itu, Burton G.Malkiel, dosen ekonomi Universitas
Princeton, menulis buku bertajuk A Random Walk Down Wall Street. Random
walk adalah teori pasar saham yang mengatakan bahwa harga saham di masa
lampau serta arah harga saham atau pasar secara keseluruhan tidak bisa
dipakai sebagai alat untuk meramal pergerakan harga saham di masa
mendatang. Sebab, harga saham bergerak secara acak (random) dan tak bisa
diprediksi. Peluangnya untuk naik sama dengan peluangnya untuk turun.
Tapi, jangka panjang, harga saham akan cenderung meningkat.
Pengikut teori ini percaya bahwa investor tak mungkin menebak arah
harga dengan tepat. Karenanya, analisis fundamental maupun teknikal
sebenarnya tak ada gunanya. Karenanya, Malkiel bilang bahwa membeli
saham dan menyimpannya dalam jangka panjang adalah strategi paling tepat
untuk investor individu. Jangan mencoba mengalahkan pasar. Ia kemudian
menunjukkan bahwa sebagian besar reksadana di Amerika gagal mengalahkan
acuan indeks S&P.
Kini, masih banyak investor yang mengikuti strategi Malkiel. Tapi,
investor lain bilang bahwa kondisi pasar saham saat ini sudah sangat
jauh berbeda dengan saat Malkiel menulis buku sekitar 30 tahun lalu.
Saat ini, investor memiliki banyak akses terhadap berita pasar dan harga
saham. Karenanya, investor memiliki semakin banyak alat untuk melakukan
prediksi. Terserah, Anda percaya dengan pendapat yang mana. Tapi, jika
Anda pengikut Malkiel, barangkali, saat ini adalah saat tepat untuk beli
saham. Mumpung harganya murah. (Sumber : Kontan.co.id)
0 Response to "Teori Random Walk di Pasar Saham"
Post a Comment