INILAH.COM, Jakarta – Hingga akhir pekan, laju IHSG diprediksi konsolidasi cenderung menguat dalam kisaran 4.350-4.500. Tiga saham untuk trading dan tiga untuk investasi pun disodorkan. Apa saja?
Pengamat pasar modal Sem Susilo mengatakan hal itu kepada INILAH.COM. Menurut dia, salah satu penopang penguatan indeks adalah capital inflow.
“Di
saat dolar AS sudah berada di atas 12.000 saat ini dan harga-harga
saham masih cukup murah, yang terjadi adalah capital inflow dan bukan
capital outflow. Sebab, investor asing akan diuntungkan oleh dua hal:
rupiah yang lemah dan saham yang murah,” ujarnya.
Pada perdagangan Senin (20/1/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 19,34 poin (0,44%) ke posisi 4.431,572. Intraday terendah 4.407,877 dan tertinggi 4.435,968.
Volume
perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan
net buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual.
Investor domestik mencatatkan net sell. Berikut ini wawancara
lengkapnya:
Setelah akhir pekan lalu sideways, mengawali pekan ini, IHSG justru menguat. Apa yang terjadi?
IHSG
2014 memberikan harapan yang sangat besar untuk terus bangkit. Di saat
dolar AS sudah berada di atas 12.000 saat ini dan harga-harga saham
masih cukup murah, yang terjadi adalah capital inflow dan bukan capital
outflow.
Sebab, pertama, investor asing akan diuntungkan oleh dua
hal: rupiah yang lemah dan saham yang murah. Lalu, kedua, dari data
fundamental kuartal IV-2013, Indonesia cukup bagus. Ketiga, UU Minerba
yang diterapkan dengan konsep kompromi terbatas, untuk jangka panjang
juga akan menguatkan fundamental ekonomi Indonesia. Karena itu,
kalaupaun IHSG melemah saat ini, hanya koreksi temporer setelah kenaikan
IHSG yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Mengapa Anda sebut sebagai koreksi temporer?
Sebab,
koreksi indeks terjadi saat volume transaksi turun. Kondisi ini terjadi
hampir pada semua saham. Ini menandakan investor terus melakukan
akumulasi atas saham-saham. Jadi, saat trader jangka pendek terus profit
taking, investor jangka panjang terus melakukan akumulasi.
Jadi,
trader yang profit taking karena kenaikan sahamnya sudah beberapa kali.
Lalu, ditampung oleh investor. Trader jual sebanyak apapun, investor
tampung. Tapi, si investor ini tidak mau menggerakkan pasar untuk
mendapatkan harga saham yang tidak terlalu mahal karena melihat prospek
Indonesia yang luar biasa.
Apa buktinya, bahwa prospek ekonomi Indonesia luar biasa?
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia merupakan yang terbesar no 2 di dunia setelah China bagaimanapun juga. Ini tidak main-main, dari ratusan negara, Indonesia no 2.
Bagaimana dengan faktor pemilu 2014?
Soal
pemilu 2014 kita justru melihat positif. Sebab, akan terpilih pemimpin
yang baru yang akan membawa Indonesia pada era baru. Indonesia merupakan
negara yang tidak kurang sesuatu apapun. Negara yang dianugerahkan oleh
Tuhan sudah lengkap baik dari sisi SDA maupun SDM-nya.
Karena itu, untuk jangka panjang, IHSG tidak bermasalah. Rupiah pun, setelah Pemilu, bisa menguat ke 11.500 per dolar AS.
Bagaimana dengan faktor eksternal?
Masalah
tapering off dari The Fed, ini merupakan pengurangan stimulus secara
bertahap dan bukan penarikan stimulus sesuai kemampunan penerimaan oleh
pasar. Pasar sering menerjemahkan keliru, dikira stimulus ditarik.
Karena itu, pengurangan stimulus itu, sebenarnya tidak ada efek
negatifnya.
Lantas, bagaimana Anda melihat arah IHSG hingga akhir pekan ini?
IHSG
berpeluang konsolidasi tapi cenderung menguat. Sebab, dari sentimen
intermarket (bursa saham global dan regional) tidak ada masalah. Hanya
saja, setelah indeks naik beberapa hari, perlu cooling down terlebih
dahulu. Jadi, sepekan ke depan, konsolidasi normal dan cenderung
menguat.
Level support dan resistance IHSG?
Support
IHSG berada di level 4.350 yang merupakan support yang sangat kuat.
Resistance indeks berada di level 4.500. Target IHSG akhir 2014 di level
5.250. Ini target minimal yang merupakan puncak 2013. Syukur-syukur
dapat bonus di 2014.
Saham-saham
pilihan untuk trading jangka pendek di sektor komoditas. Sebab,
bagaimanapun, ekonomi AS, China dan Jepang, semuanya sudah bangkit
sehingga membutuhkan komoditas yang cukup banyak sehingga harga
komoditas cenderung naik.
Untuk trading, bisa di saham PT London Sumatera Plantation (LSIP), PT Vale Indonesia (INCO), dan PT Adaro Energy (ADRO).
Untuk
investasi jangka panjang, saham-saham non-komoditas sudah sangat murah
meriah khususnya saham-saham di sektor konstruksi dan semen BUMN.
Dari dulu, ada dua saham unggulan kita yaitu PT Waskita Karya (WSKT) dan PT Semen Baturaja (SMBR) untuk investasi. Satu lagi untuk investasi, saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO).
Jadi,
tiga saham untuk trading dan tiga saham untuk investasi. Dalam
pengertian, trading harus sering keluar masuk pasar. Investasi, sekali
beli, biarkan saja. Seperti Lo Kheng Hong yang beli saham untuk lima
tahun.[Sumber : Inilah.com]
0 Response to "Tiga Saham Trading dan Tiga Saham Investasi"
Post a Comment