header niko 728 x 90

Investasi Berdasarkan Pengalaman

Selama 12 tahun berkecimpung di pasar modal sering sekali saya bertemu atau sekedar berbicara dengan beragam investor dengan segala pertanyaan mereka. Satu yang menarik ketika berbincang adalah pertanyaan awal dari para investor tentang bagaimana nasib saham yang mereka miliki di dalam portofolio pribadinya. Entah itu saham A, Saham B, saham C, atau yang lainnya baik ketika turun maupun naik maka saya biasanya selalu akan menjawab dengan “Bpk/Ibu apakah mengetahui apa yang dijual atau diproduksi oleh perusahaan yang sahamnya bpk/Ibu beli tersebut?” Secara mengejutkan hamper 80% dari penanya rupannya sama sekali tidak mengetahui produk yang dijual oleh perusahaan yang sahamnya mereka beli dan miliki di dalam portofolio pribadi mereka. Bukankah ini cukup mengerikan? Ini sama seperti anda menaiki kereta tapi tidak pernah tahu kemana kereta tersebut sedang menuju. Sungguh aneh tapi nyata!!!

Hal yang berbeda saya alami dalam keseharian saya berinvestasi di pasar modal. Sebagai seorang investor maka saya umumnya akan mengetahui seluk beluk dari sebuah perusahaan sebelum saya memutuskan mulai membeli saham yang ada di pasar saham. Seluk beluk yang saya maksud disini bukan sekedar harga saham atau laporan keuangannya saja, tetapi juga mulai dari yang sederhana seperti barang apa yang dijual, kemudian bagaimana respon pasar tentang barang tersebut, dan bagaimana kepuasan pelanggan akan layanan perusahaan. Logika saya sederhana jika anda mengetahui lebih dulu bagaimana pasar merespon maka itu berarti anda akan mengetahui bagaimana laporan keuangan perusahaan tersebut. Jika pasar merespon baik maka bukan tidak mungkin perusahaan dapat menjual pada harga premium sehingga keuntungan menjadi lebih besar.

Atas kebiasaan tersebut maka tidak mengherankan apabila kemudian saya biasanya menjadi salah satu pelanggan dari perusahaan-perusahaan bagus yang sahamnya saya miliki. Ketika berurusan dengan perbankan misalnya saya terkesima sekali bagaimana pelayanan efisien dari BBCA meembantu transaksi saya, atau kemudahan dalam proses KPR serta KPM dari Bank Mandiri membuat saya bisa membeli rumah idaman. Demikian juga dengan ketika saya berurusan dengan BBRI bagaimana ketika saya antri ada tempat duduk yang tersedia serta jaringan yang luas hingga ke pelosok.

Contoh lainnya misalnya ketika membeli semen maka saya juga membeli produk dari perusahaan yang sahamnya saya miliki karena tahu produk tersebut unggul. Atau ketika saya membeli aksesoris rumah saya merasa puas atas pelayanan ACES sehingga saya pun memiliki sebagian kecil saham di perusahaan ini. Dari pengalaman inilah saya biasanya tertarik akan sebuah perusahaan dan selanjutnya saya pun akan melihat laporan keuangannya dan jika memang bagus maka dengan keyakinan penuh berdasarkan pengalaman terpuaskan terhadap produk sayapun membeli sahamnya.

Proses investasi diatas yang sangat didasarkan pada sebuah pengalaman sehari-hari biasanya akan lebih mumpuni untuk meraih keuntungan di pasar modal dibandingkan apabila anda baru mengetahui produknya ketika anda telah salah membeli di harga tinggi. Sekarang pilihan ada di tangan anda, apakah masih mau membeli sembarang saham perusahaan tanpa tahu produk yang mereka jual atau apakah anda mau meluangkan sedikit waktu sebelum membeli untuk melakukan sedikit riset pasar atas investasi anda? Semoga bermanfaat dan Happy Investing

Oleh : Jhon Veter

(Tulisan ini adalah saduran dari Tulisan di harian Kontan Edisi Sabtu 26 Oktober 2013).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Investasi Berdasarkan Pengalaman"

Post a Comment