[Jumat, 29 Nopember 2013] Giring Nidji dan Lo Kheng Hong merupakan dua dari sekitar 400 ribu
investor domestik di pasar modal Indonesia yang menikmati keuntungan
sebagai pemain saham. Ibarat roda yang berputar, keduanya pernah harus
merasakan pil pahit akibat salah langkah ketika berinvestasi.
Lo Kheng Hong mengakui bahwa kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menanjak setiap tahun dari level 400 hingga menembus rekor tertinggi di level sekitar 5.200.
"Saya ingat tahun 2002, IHSG masih berada di level 400, bahkan pernah lebih rendah di level 330 karena kasus bom Bali. Tapi tahun ini, IHSG menyentuh angka 5.200 jadi saham naik terus," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Jumat (29/11/2013).
Meski performa indeks sedang memukau, ternyata jalan hidup berkata lain. Hong justru terperosok dalam lubang kesalahan dan terpaksa harus menanggung kerugian.
"Saat saham naik luar biasa, banyak perusahaan memiliki kinerja meningkat berkali-kali lipat, saya membeli saham yang salah jadi saya rugi. Itu adalah tragedi besar dalam hidup saya," kenang dia.
Tanpa menyerah, dia justru menyimpan saham tersebut dengan harapan akan kembali naik suatu saat nanti. "Memang di tengah kondisi (ekonomi) saat ini, ada potensial lost. Tapi saya simpan saham itu dengan berharap satu hari nanti bisa naik tinggi dari 10 tahun lalu," lanjut Hong.
Sementara itu, Giring Nidji juga mengakui penyesalannya yang tak menjajal peruntungan di pasar modal Indonesia sejak lama. "Kerugian saya adalah kenapa dari dulu saya tidak investasi saham. Saya punya uang tapi malah
dipakai buat foya-foya. Makanya insaf sekarang," terang dia.
Selain saham, Giring menyebut, mempunyai instrumen investasi lain sebagai penyambung hidup di kala dirinya pensiun sebagai musisi dari grup band terbesar di tanah air itu, seperti emas, asuransi, dan properti. Maklum cita-cita dia adalah pensiun dini.
"Saya ingin pensiun dini di usia 50 tahun. Makanya saya juga membekali kedua anak dengan portofolio investasi demi masa depan mereka, diantaranya reksa dana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana pendapatan," paparnya.(Sumber : bisnis.liputan6.com)
Lo Kheng Hong mengakui bahwa kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menanjak setiap tahun dari level 400 hingga menembus rekor tertinggi di level sekitar 5.200.
"Saya ingat tahun 2002, IHSG masih berada di level 400, bahkan pernah lebih rendah di level 330 karena kasus bom Bali. Tapi tahun ini, IHSG menyentuh angka 5.200 jadi saham naik terus," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Jumat (29/11/2013).
Meski performa indeks sedang memukau, ternyata jalan hidup berkata lain. Hong justru terperosok dalam lubang kesalahan dan terpaksa harus menanggung kerugian.
"Saat saham naik luar biasa, banyak perusahaan memiliki kinerja meningkat berkali-kali lipat, saya membeli saham yang salah jadi saya rugi. Itu adalah tragedi besar dalam hidup saya," kenang dia.
Tanpa menyerah, dia justru menyimpan saham tersebut dengan harapan akan kembali naik suatu saat nanti. "Memang di tengah kondisi (ekonomi) saat ini, ada potensial lost. Tapi saya simpan saham itu dengan berharap satu hari nanti bisa naik tinggi dari 10 tahun lalu," lanjut Hong.
Sementara itu, Giring Nidji juga mengakui penyesalannya yang tak menjajal peruntungan di pasar modal Indonesia sejak lama. "Kerugian saya adalah kenapa dari dulu saya tidak investasi saham. Saya punya uang tapi malah
dipakai buat foya-foya. Makanya insaf sekarang," terang dia.
Selain saham, Giring menyebut, mempunyai instrumen investasi lain sebagai penyambung hidup di kala dirinya pensiun sebagai musisi dari grup band terbesar di tanah air itu, seperti emas, asuransi, dan properti. Maklum cita-cita dia adalah pensiun dini.
"Saya ingin pensiun dini di usia 50 tahun. Makanya saya juga membekali kedua anak dengan portofolio investasi demi masa depan mereka, diantaranya reksa dana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana pendapatan," paparnya.(Sumber : bisnis.liputan6.com)
0 Response to "Apa yang Bikin Giring Nidji dan Lo Kheng Hong Rugi Main Saham?"
Post a Comment