Selain kinerja emiten, rumor, sentimen, dan kondisi
ekonomi, kepercayaan investor atas siklus peristiwa di pasar saham juga
bisa mempengaruhi pergerakan harga saham. Ada teori yang mengatakan
bahwa pada hari atau bulan tertentu dalam setiap tahun, harga saham akan
cenderung bergerak lebih fluktuatif. Teori ini disebut efek kalender (calendar effect).
EFEK kalender (calendar effect) ini bisa menjadi peluang
atau ancaman buat investor. Sebagian teori-teori itu tidak memiliki
bukti yang cukup. Tapi, ada pula data-data statistik yang mampu membuat
para investor saham mempercayainya. Ada beberapa teori yang masuk
kategori efek kalender ini. Di antaranya efek Senin (Monday effect), efek akhir pekan (weekend effect), efek Oktober (October effect), efek liburan (holiday effect), dan efek Januari (January effect).
Teori efek Senin mengatakan bahwa pergerakan bursa saham pada hari
Senin akan mengikuti tren pada hari Jumat pekan sebelumnya. Karenanya,
jika indeks saham menguat pada hari Jumat, ia akan melanjutkan
penguatannya di hari Senin pekan berikutnya. Beberapa studi telah
membuktikan teori ini. Tapi, hingga kini, tidak ada yang bisa
menerangkan mengapa efek Senin bisa terjadi.
Tapi, ada efek akhir pekan atau weekend effect yang agak
berlawanan dengan teori pertama tadi. Teori ini bilang bahwa keuntungan
saham di hari Senin akan lebih rendah dibandingkan keuntungan pada hari
Jumat pekan sebelumnya.
Efek akhir pekan ini sering terjadi. Beberapa pengamat lantas
berusaha memberikan penjelasan tentang perilaku bursa saham ini. Salah
satunya, perusahaan-perusahaan cenderung mengumumkan kabar buruk setelah
pasar tutup pada hari Jumat. Tujuannya adalah untuk meredam dampak
kabar buruk itu pada harga sahamnya di bursa. Akibatnya, ketika pasar
dibuka pada hari senin, penguatan indeks akan tertahan, atau bahkan
turun.
Ada beberapa teori yang masuk kategori efek kalender atau calendar effect. Di antaranya adalah efek Senin (Monday effect), efek akhir pekan (weekend effect), efek Oktober (Oktober effect), efek liburan ( holiday effect), dan efek Januari (January effect). Tapi, tak semua teori-teori tersebut benar-benar terjadi atau terbukti.
Ada beberapa teori yang masuk kategori efek kalender atau calendar effect. Di antaranya adalah efek Senin (Monday effect), efek akhir pekan (weekend effect), efek Oktober (Oktober effect), efek liburan ( holiday effect), dan efek Januari (January effect). Tapi, tak semua teori-teori tersebut benar-benar terjadi atau terbukti.
Berikut merupakan penjelasan mengenai efek Oktober atau October effect.
Efek Oktober adalah teori yang mengatakan bahwa indeks bursa saham
akan cenderung turun pada bulan Oktober. Dasarnya, sebagian investor
akan merasa cemas pada bulan Oktober karena di masa lalu peristiwa
kehancuran pasar saham selalu terjadi pada bulan ini. Sebut saja
peristiwa Black Monday, Black Tuesday, dan Black Thursday yang semuanya terjadi pada bulan Oktober 1929. Peristiwa itu kemudian diikuti oleh depresi ekonomi hebat di seluruh dunia (Great Depression).
Selain itu, pada tanggal 19 Oktober 1987, bursa saham juga mengalami kehancuran (great crash). Waktu itu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Amerika Serikat (AS) longsor 22,6% dalam satu hari. Namun,
saat ini, momok efek Oktober itu sudah mulai memudar. Teori itu hanya
memberikan efek psikologis kepada sebagian kecil investor saja.
Sementara, peristiwa riilnya sendiri sudah sangat jarang terjadi.
Contoh yang paling jelas adalah yang terjadi pada bulan Oktober 2007
ini. Alih-alih melemah, bursa saham di dunia justru sedang bergairah.
Indeks DJIA menguat, sementara indeks S&P 500 telah menembus rekor
baru. Di Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga sudah
menembus angka keramat 2.500.
Hal yang serupa juga terjadi pada teori efek Januari atau January
effect. Sejatinya, teori ini bilang bahwa harga saham-saham akan
cenderung meningkat pada bulan Januari. Ini terjadi karena investor akan
cenderung memburu saham-saham yang harganya telah jatuh pada akhir
Desember tahun sebelumnya. Kejatuhan harga-harga saham di akhir tahun
itu sendiri terjadi karena para investor menjual saham-sahamnya demi
membukukan kerugian dan mengurangi kewajiban pajak. Namun, saat ini,
peristiwa itu sudah jarang terjadi karena para investor telah melakukan
penyesuaian. (Sumber : Kontan.co.id)
0 Response to " Efek Kalender Atas Harga Saham"
Post a Comment